Tuesday, February 27, 2007

Danau Toba

kisahku

Satu harapan

Kicau burung mulai pergi dari pendengarannya,langitpun mulai gelap,aura sore hampir berakhir saat itulah ia termenung dalam kesunyian.pandangannya tajam menatap arah tenggelamnya matahari,namun dibalik itu tersimpan sebuah harapan,harapan yang belum dapat ia raih.

Dia mencoba menjungkirbalikkan sebuah garis nasib yang melilit di pundaknya.tak peduli berapa banyak keringat yang ia keluarkan,berapa banyak darah yang ia kucurkan demi tercapainya sebuah cita-cita.

Dalam perjalanan begitu banyak kerikil yang menghadangnya,ternyata untuk mengubah itu semua tak semudah yang ia bayangkan.sehingga ia sadar satu hal bahwa tidak setiap jalan itu berjalan dengan mulus.Tapi penuh dengan rintangan dan cobaan yang begitu berat.sesekali ia meneteskan air mata,memikirkan nasib yang tak kentara.wajah adiknya yang mungil selalu terngiang dalam pikirannya.rasanya ia tak sanggup menjalani itu semua tanpa sebuah harapan yang menjulang tinggi,walaupun sebenarnya ia tak tahu sedikitpun apa yang akan terjadi besok pagi.

Langit tiba-tiba berubah sangat gelap,kesunyianpun semakin mencekam,yang terdengar hanyalah suara katak yang saling bersautan.lalu ia teringat masa-masa kecilnya,kebahagiaan,keceriaan selalu ia dapatkan saat itu,ia selalu tertidur pulas di atas pangkuan ibunya.dan semua itu tak akan pernah ia dapatkan kembali.ingin rasanya ia mengulang masa-masa itu,tapi rasanya sudah tidak mungkin lagi.

Dalam hatinya hanya ada sebuah harapan yang ingin ia jadikan sebuah kenyataan.lalu tanpa sadar ia berucap”semua ini hanya untukmu,ibu”
Oleh :Yudi Dian Prayoga
Fakultas :Agama Islam UNMUH SURABAYA